Indahnya Toleransi Umat Beragama, PGN Bali Lakukan Qurban untuk Kebangsaan Berlangsung Meriah

Indahnya Toleransi Umat Beragama, PGN Bali Lakukan Qurban untuk Kebangsaan Berlangsung Meriah
Perkuat toleransi umat beragama, PGN Bali lakukan Qurban untuk Kebangsaan di Padepokan Sidakarya

Denpasar - Pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU) menetapkan Hari Raya Idul Adha serentak di seluruh Indonesia pada hari Minggu (11/8/2019) pagi. Umat muslim yang berada di seluruh penjuru Tanah Air melaksanakan Sholat Ied. 

Selesai sholat Ied, umat muslim pun kembali melangsungkan rangkaian kegiatan perayaan Idul Adha dengan pemotongan hewan qurban.

Momen pemotongan hewan qurban inipun sebagai ajang memupuk toleransi dengan umat beragama lainnya. Meski berbeda keyakinan, umat lainnya pun ikut membantu umat muslim dalam menyembelih dan membagikan hewan qurban.

Hal itulah yang terjadi pada Patriot Garuda Nusantara (PGN) wilayah Bali, yang mana organisasi kebangsaan besutan kiyai NU Dr.KH.Gus Nuril (mantan Panglima Pasukan Berani Mati di era Presiden Gus Dur) dengan bertemakan Qurban Untuk Kebangsaan, dalam rangka mendukung KTT G20 yang bertempat di Jl. Kertha Petasikan IX No. 1, Sidakarya, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali.

Kemudian, pada hari Raya Idul Adha 1443 Hijriyah tahun ini, PGN Bali menyembelih sebanyak 11 ekor hewan qurban.

"Rinciannya yakni 2 ekor sapi dan 9 ekor kambing," sebut H. Daniar, SH.,M.Hum selaku Ketum PGN Bali.

H. Daniar pun berharap, semoga pelaksanaan KTT G20 dibulan November nanti berjalan dengan lancar dan sukses.

Dalam sambutannya, Gus Yadi merasa sangat senang dengan kehadiran teman-teman seperjuangan, yang memiliki semangat menyebarkan toleransi kepada seluruh anak bangsa demi Persatuan Indonesia.

Gus Yadi Senopati PGN Bali dan Indonesia Timur

"Qurban untuk kebangsaan ini selain menjalankan perintah agama, sekaligus memberikan contoh bahwa perbedaan bukanlah sesuatu yang harus dihindari, tetapi harus dikelola dengan baik untuk mendapatkan hasil yang maksimal," ungkap Gus Yadi saat dilokasi.

Lanjut Gus Yadi, orang-orang yang berada dalam kepanitiaan ini terdiri dari berbagai macam agama, bukan hanya Islam saja, ada Hindu, Kristen, dan lainnya. Akan tetapi semua memiliki tujuan yang sama, ingin berbagi dengan seluruh anak bangsa, tanpa melihat suku, ras dan agamanya.

"Daging qurban ini akan kami berikan selain untuk saudara-saudara kita yang kurang mampu, juga untuk yang berbeda agama, suku, dan ras agar bisa terjalin silaturahmi kebangsaan sebagai saudara sebangsa walupun berbeda agama," ungkap Senopati Bali dan Indonesia Timur.

Gus Yadi pun mengajak seluruh anak bangsa untuk meningkatkan peran dan kepedulian masyarakat, untuk bersama-sama waspada, menjaga dan memelihara kebhinekaan bangsa dengan mengedepankan semangat bertoleransi serta melawan gerakan intoleran di Bali apapun bentuknya mulai dari sosial, ras, suku, agama, dan kebudayaannya.

Ditempat yang sama, Bendesa Agung MDA Bali, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet menyampaikan bahwa pihaknya pada hari ini ada empat acara yang harus dihadiri, akan tetapi ia lebih memilih untuk datang di acara PGN, karena kecintaannya kepada PGN yang ikut menjaga keutuhan bangsa dari rongrongan para kaum intoleran, radikalis, dan separatis, serta menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI.

“Jadi, sekarang ini saya melihat walaupun tempatnya kecil kemudian dihadiri oleh perwakilan-perwakilan, bahwa ditempat ini berkumpul orang-orang dari berbagai organisasi, suku, ras dan agama. Saya merasa sangat senang karena saya melihat seluruh komponen Indonesia yang ada diareal ini, dan bangsa ini hanya akan bisa tetap berdiri jika kita terus dan kukuh memegang tali persatuan dan kesatuan dalam bingkai NKRI. Seperti tadi di sampaikan, Pelangi Indonesia, Indonesia itu juga pelanginya dunia, karena berwarna-warni," ungkap Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet dalam sambutannya.

Sambung Bendesa Agung, pada dasarnya tidak ada satu negarapun yang ingin negara lain lebih hebat dari negaranya. Pada saat Indonesia merdeka, karena wilayahnya yang sangat luas, jumlah penduduknya yang banyak, serta kekayaan alam yang berlimpah, negara-negara maju sudah memprediksi bahwa Indonesia akan menjadi macan Asia, bahkan singa dunia yang akan menjadi saingan mereka nantinya.

Sambutan sepatah dua kata oleh Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet selaku Bendesa Agung MDA Provinsi Bali, yang juga Ketua Umum FKUB

"Bagaimana caranya agar Indonesia tidak bisa menjadi negara besar? mulailah dilakukan pergerakan-pergerakan untuk mengacaukan Indonesia melalui antek-anteknya," sambung Ketua Umum Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang juga menjabat sebagai Bendesa Agung Masjelis Desa Adat Provinsi Bali.

Dikatakan Bendesa Agung, yang paling mudah dan murah adalah politik adu domba menggunakan isu antar agama, maka diciptakanlah kegaduhan-kegaduhan melalui agama yang tujuannya untuk membuat perpecahan, apabila sudah pecah dan menjadi negara-negara kecil, maka akan mudah untuk ditaklukan dibawah kendali mereka.

Oleh karena itu, di Islam ada musuhnya, Kristen ada musuhnya, dan sekarang Hindu juga memiliki musuh, yang tujuannya memang untuk memecah belah negara kita.

"Mari kita bergandengan tangan, bersama-sama menolak radikalisme, intoleran, dan separatisme yang akan menghancurkan bangsa dan negara kita," tegasnya.

Sementara itu, Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet juga memberikan pesan ialah, jangan pernah terpancing oleh medsos, pergunakanlah medsos dengan sebaik-baiknya untuk hal-hal yang produktif, dan bermanfaat. Begitu ada menodai, dan menghina, itu adalah pancingan hati-hati.

"Seberapa besarpun agama kita, sedalam apapun agama-agama kita dihina, agama tidak akan pernah menjadi terhina, dan tetap mulia. Mulia di depan umatnya, mulia di depan Tuhan Yang Maha Kuasa," tukasnya.

Adapun, kegiatan tersebut turut dihadiri, Pelindung PGN Bali Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet, Pembina PGN Bali Jro Mangku I Made Supatra Karang, yang juga Penasehat PHRI Bali dan Ketua MSH (Majelis Sabuk Hitam) INKAI Bali, Ketua NU Kota Denpasar H.Pujianto, S.Adm, Satgas Densus 88 Polri wilayah Bali AKP Palguna Arwijaya, SIK.,Msi, Ketua APVA Bali Hj. Ayu Astuti Dhama, SE, Perwakilan PHDI Pemurnian, Perwakilan PBB (Pemuda Batak Bersatu), Ketua DAG (Demi Anak Generasi) Aryana, Ketua FP NKRI (Forum Peduli NKRI) Sonny Setiawan, Perwakilan Melanesia, Institut Rumah Akal, dan elemen masyarakat lainnya.

Berikut daftar para donatur pemberi hewan qurban yakni; 

Simbolis pemberian daging qurban oleh Ida Penglingsir Agung Putra Sukahet

Hewan qurban sapi
Kepala Densus 88 Irjen Pol Dr. Martinus Hukom, Satgas Densus 88 Wilayah Bali 

Hewan qurban kambing 
Teddy Raharjo, SH, Joe, Heidi Kaligis, HM.Rifan, SH.,M.Hum,CLA, Brigjen Pol (Purn) Drs.H.Iwan Prasodjo, SH.,MH, AA Gede Agung, Suteja Kumara,ST, Wayan Suadi Putra, H.Soepriyanto.HS

Qurban Daging sapi 100 Kg
Zulfikar

Sumbangan
Uang tunai sebesar Rp 4 juta

Dengan demikian, kegiatan tersebut tetap mematuhi dan menjalankan protokol kesehatan Covid-19. Kemudian ditutup dengan pemberian simbolis daging qurban oleh para tokoh, dan diteruskan oleh anggota PGN mengunjungi rumah warga untuk memberikan daging qurban, tanpa melihat suku, ras, dan agamanya.


Penulis: Reza Mahendra

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama