Perangkat Desa Getasan Lakukan Giat Tirtayatra di Pulau Jawa

Perangkat Desa Getasan Lakukan Giat Tirtayatra di Pulau Jawa
Perangkat Desa Getasan saat melakukan tirtayatra di Pura Agung Blambangan, Banyuwangi. (Foto: Za/Suara Realitas).

Denpasar - Indonesia terkenal dengan keberagaman suku, agama, budaya, dan tentu memiliki banyak tradisi atau upacara tertentu yang masih dipegang teguh hingga saat ini. Salah satunya umat Hindu.

Kalau umumnya kita mengenal peringatan Galungan dan Nyepi, umat Hindu juga memiliki banyak hari raya besar dalam kalender keagamaannya. Salah satunya adalah upacara Piodalan (Odalan) atau yang disebut juga sebagai pujawali, petoyan atau petirtaan.

Perlu diketahui dalam 2 tahun ini, kegiatan keagamaan dan berkumpulnya banyak orang di batasi, karena dalam masa Pandemi Covid-19. Kemudian, pada umumnya masyarakat Bali melakukan upacara Piodalan biasa dilakukan di Pura Mandara Giri, Semeru Agung di Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang sejak tanggal 13 hingga 24 Juli 2022. 

Yang mana kegiatan upacara Piodalan biasa digelar setiap tahunnya yang jatuh pada purnama kasa menurut kalender Bali. Dengan adanya upacara tersebut, umat hindu di Bali ingin mendekatkan diri, dan bentuk sujud bhakti kepada nenek moyang mereka yang berasal dari Pura Mandiri Giri Semeru Agung.

Oleh sebab itu, perangkat Desa Getasan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali yang melakukan wisata religi Bhakti Penganyaran ke Pura Agung Blambangan, dan Pura Mandara Giri Semeru Agung.

Potret Pura Mandara Giri Semeru Agung, Lumajang.

"Ya kami dari tadi berangkat mulai pukul 06.00 pagi yang bertitik kumpul di Kantor Desa Getasan. Adapun dalam perjalan itu di lakukan selama 2 hari satu malam, dan para pengurus desa akan melakukan pengemitan atau bermalam di Pura Mandara Giri Semeru dan melanjutkan perjalan kembali ke Bali besok pagi tanggal 16 Juli," ujar Pande Wayan Eka Putra (30) selaku Staff Desa Getasan saat dimintai keterangan oleh wartawan dilokasi, Jumat (15/7/2022).

Sementara itu, Perbekel Getasan I Wayan Suandi, S.PT yang kerap disapa Wayan mengatakan, astungkara (bersyukur) kami dari perangkat desa bisa berwisata religi Bhakti Penganyaran ke Pura Agung Blambangan, dan Pura Mandara Giri Semeru Agung.

"Tirtayatra (wisata religi) ini bertujuan untuk melihat dari dekat tempat bersejarah untuk menyaksikan secara nyata tempat-tempat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan agama Hindu, agar dapat mempertebal Panca Sradha (lima keyakinan) dan kebenaran terhadap sejarah perkembangan ajaran Hindu," ungkap Perbekel Desa Getasan I Wayan Suandi, S.PT yang diterima Suara Realitas, Sabtu (16/7).

Dengan bertitayatra, sambung Perbekel, diharapkan dapat meningkatkan Sraddha, keyakinan atau keimanan terjadinya proses penyegaran kembali terhadap mental, dan fisik kita yang sebelumnya mungkin jenuh akibat rutinitas melakukan pekerjaan sehari-hari, memperluas cakrawala, kita mengagumi betapa besar maha Agung Sang Hyang Widhi sebagai maha pencipta.

"Semoga kegiatan ini tetap bisa terlaksana di tahun-tahun mendatang," harap Wayan.


Penulis: Za/SR
Editor: Reza Mahendra




Post a Comment

Lebih baru Lebih lama