Cisadane Sawit Raya Cetak Laba Bersih Rp253 Miliar di Tahun 2022

Jakarta - Pada tahun 2022, PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA), Emiten perkebunan kelapa sawit membukukan total pendapatan sebesar Rp970,57 miliar, mencerminkan peningkatan sebesar 8,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, perseroan mengalami penurunan laba bersih. 

"Salah satu faktor signifikan yang mendorong peningkatan pendapatan perusahaan adalah iklim ekonomi yang kondusif yang mendukung pertumbuhan kuat harga minyak sawit mentah (CPO)," kata Direktur Keuangan dan Pengembangan Strategis CSRA, Seman Sendjaja dalam Public Expose setelah Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Selasa (16/05/2023). 

Seman menilai pertumbuhan pendapatan CSRA ini berkat kemampuannya menangkap peluang yang diberikan oleh kondisi ekonomi yang mendukung dan pertumbuhan harga CPO yang kuat. Ia juga menekankan kinerja operasional perseroan yang sangat baik.

Meskipun pendapatan meningkat, ujar Seman, CSRA mengalami sedikit penurunan laba bersih. Laba bersih perseroan tahun 2022 sebesar Rp253 miliar atau turun 2,8% bila dibandingkan dengan laba bersih tahun sebelumnya sebesar Rp259,6 miliar. Akibatnya, margin laba bersih turun dari 28,9% di tahun sebelumnya menjadi 26% di tahun 2022.

Di sisi lain, laba kotor CSRA menunjukkan peningkatan di tahun 2022. Laba kotor perseroan meningkat menjadi Rp571,76 miliar, tumbuh 12,6% dibandingkan Rp507,73 miliar pada tahun sebelumnya. Peningkatan ini menghasilkan marjin laba kotor yang meningkat menjadi 58,9% di tahun 2022, dibandingkan 56,7% di tahun 2021.

Per Desember 2022, CSRA memiliki total lahan tertanam seluas 19.333,9 hektar. Dari luas tersebut, 16.147 hektar ditanami dengan pohon kelapa sawit dewasa. Profil umur tanaman dianggap ideal, dengan 74,6% pohon berada pada umur produksi prima. Perincian profil umur meliputi 4.093,8 hektar pohon berumur di atas 18 tahun, 9.612,9 hektar pohon berumur 8-17 tahun, dan 2.440,4 hektar pohon berumur 4-7 tahun.

Lebih lanjut, Seman menjelaskan, CSRA mengalami kenaikan harga jual rata-rata produk olahan minyak sawitnya. Rata-rata harga jual CPO, TBS (tandan buah segar), dan PKO (minyak inti sawit) naik masing-masing sebesar 5,6%, 9,4%, dan 6,8%. Kenaikan harga jual ini berkontribusi pada peningkatan laba kotor perseroan.

Bukan hanya itu, CSRA menyatakan komitmennya untuk terus meningkatkan kinerja operasional dan keuangannya. Perusahaan berupaya untuk mencapai tujuannya menjadi perusahaan agribisnis nasional terkemuka melalui penerapan praktik-praktik berkelanjutan. 

"Dengan mengedepankan strategi yang berkelanjutan, CSRA berupaya mempertahankan daya saingnya dan memberikan kontribusi bagi pengembangan industri kelapa sawit dalam jangka panjang," tutupnya.*(Na)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama