JAKARTA - HIV-AIDS masih menjadi penyakit yang mengancam jiwa.
Pasalnya, penting sekali untuk mengetahui siapa saja yang menjadi kelompok beresiko tinggi HIV-AIDS.
Mengetahui kelompok beresiko tinggi akan membuat masyarakat lebih waspada terhadap penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh tersebut.
Penyakit memang bisa dialami siapa saja. Tapi, ada kelompok yang lebih beresiko tinggi terkena penyakit HIV-AIDS ini ialah pekerja seks (PS).
Faktor pemicu penularan HIV-AIDS melalui hubungan seks bisa terjadi karena pekerja seks berhubungan seksual tanpa pengaman, berhubungan dengan oral seks, atau melakukan anal seks.
Karena informasi demikian sehingga media memberikan pemberitaan yang menyudutkan komunitas pekerja seks. Sehingga semakin meningkatnya perlakuan baik stigma dan diskriminasi diterima oleh kelompok pekerja seks.
Menyikapi hal tersebut, Yayasan Pesona Jakarta (YPJ) yang bekerja sama dengan Indonesia AIDS Coalision (PR) dan Organisisi Perubahan Sosial Indonesia (SR) melalui dukungan pendanaan Global Found akan mengadakan pertemuan diskusi bersama nedia baik cetak maupun elektronik dengan Penggiat HIV dan Populasi Kunci guna membahas dampak stigma dan diskriminasi akibat pemberitaan oleh media yang tidak berimbang terhadap populasi kunci.
Adapun kegiatan Media Visit - Local Media ini turut dihadiri 10 orang perwakilan dari komunitas, CSO, media, paralegal, CBMFO, advocacy officer, dan bertempat di Jl. Lagter II C2 Gg. 1 C1 No.2A, RW.1, Lagoa, Koja, Jakarta Utara.
Dede Ajit, Paralegal Yayasan Pesona Jakarta menyampaikan bahwa tujuan digelarnya kegiatan media visit – local media ini guna adanya dukungan kegiatan kunjungan ke beberapa media untuk memastikan bahwa media dapat menjadi patners dalam advokasi, dan melakukan kampanye pada penurunan stigma dan diskriminasi pada PS ataupun pada populasi kunci melalui media.
"Diharapkan pertemuan ini akan menghasilkan kerja sama yang kuat antara media dengan komunitas penggiat HIV dalam upaya pencegahan dan penanggulang HIV dan AIDS serta HAM Indonesia. Sehingga tidak ada lagi stigma dan diskriminasi pada PS ataupun populasi kunci," Ajit sapaan akrabnya di Jakarta, Kamis (11/05/2023).
Lanjut Ajit menambahkan, Yayasan Pesona Jakarta untuk lebih giat dalam mengkampanyekan program penanggulangan HIV-AIDS dan HAM.
Kemudian, seberapa jauh pandangan komunitas terhadap media menyikapi dalam pemberitaan-pemberitaan yang masih berisikan stigma di masyarakat.
Disisi lain, Suwito kerap disapa Vito salah seorang Advokasi Officer YPJ menyimpulkan bahwasannya perihal kesepakatan bersama dalam membuat metode kampanye penanggulangan HIV dan AIDS bersama LSM dan komunitas yang akan dibentuk dalam suatu wadah berupa kegiatan-kegiatan positif yg dilakukan LSM dan komunitas serta mereferensikan konten-konten informasi yang berhubungan dengan penanggulangan HIV dan AIDS.
"Bahkan rencana LSM dan Komunitas akan audiensi ke Kominfo untuk membahas beberapa hal diantaranya penggunaan bahasa atau tulisan dalam sebuah berita oleh media serta berkoordinasi dengan organisasi wartawan yang berada di Walikota Jakarta Utara," tukas Vito.*(Za)
Posting Komentar