Wow, SMPN 105 Jakarta Implementasikan Kebhinnekaan dan Kearifan Lokal dalam Selebrasi P5

Wow, SMPN 105 Jakarta Implementasikan Kebhinnekaan dan Kearifan Lokal dalam Selebrasi P5
Salah satu persembahan tarian-tarian dari peserta didik yang menghiasi selebrasi dan festival P5. (Foto: Reza/Suara Realitas)


JAKARTA - Berbagai jenis kearifan lokal hingga kebudayaan daerah dari hasil karya peserta didik SMPN 105 Jakarta menghiasi Gebyar Selebrasi dan Festival Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).

Adapun dalam P5 kali ini, SMP Negeri 105 mengusung tajuk Kearifan Lokal dan Bhinneka Tungga Ika dengan taglinenya 'Budayaku Adalah Diriku'.

Kegiatan tersebut berlangsung di halaman sekolah, Jalan Kembangan Selatan Nomor 54, Kelurahan Kembangan Selatan, Kecamatan Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat, Rabu (31/05/2023). 

Kemudian nampak, Kasi Dikdas dan PKLK Sudin wilayah II Jakarta Barat, H.Wawu Almubasir mengucapkan Bismillahirrahmanirahim dan lakukan pemukulan gong sebagai tanda selebrasi P5 resmi dibuka.

Dalam sambutannya, Kasi Dikdas dan PKLK Sudin wilayah II Jakarta Barat, H.Wawu Almubasir sempat berdialog langsung dengan beberapa siswa tentang makna dari selebrasi P5. 

Bahkan, mereka ditanya untuk menjelaskan kepanjangan dari P5 tersebut. Dengan dibimbing oleh beliau, lantas anak-anak menjawab Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. 

Menurut Wawu bahwa dengan tema Kebhinnekaan tersebut diharapkan siswa mampu menerapkan nilai-nilai Kebhinnekaan atau keberagaman dalam kehidupan sehari-hari. 

Artinya, bahwa kita harus saling menghormati, menghargai satu sama lain tanpa memandang apa agamanya, dari asal usul sukunya, apa pun golongannya. 

"Yang penting kita satu yaitu Indonesia. Indonesia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945 dalam hidup bernegara, berbangsa, dan bermasyarakat. Kita harus bisa menerapkan nilai-nilai luhur dalam Pancasila melalui Profil Pelajar Pancasila," jelasnya.

Kendati demikian, Kepala Sekolah SMPN 105, Agus Karmono mengatakan bahwa selebrasi ini mengusung tema Kebhinnekaan dan Kearifan Lokal, karena terdapat 7 kelas, jadi budaya-budaya daerah diambil dari beberapa provinsi yang berada di Indonesia, tujuh provinsi diantaranya ditampilkan pada kegiatan ini.

Sedangkan, yang kelas 8 hanya berpartisipasi dikarenakan kegiatan tersebut pelaksanaanya untuk kelas 7 sesuai dengan kurikulum merdeka.

"Pembukaan kegiatan selebrasi ini tadi pada pukul 07.15 WIB. Untuk yang ditampilkan pada P5 ini terdapat tarian-tarian dari beberapa provinsi, dan stand yang menyajikan makanan-makanan khas provinsi," ujar Agus Karmono saat dimintai keterangan oleh wartawan di ruang kerjanya, Rabu (31/05).

Bahkan, Agus beranggapan bahwa sangat luar biasa karena selebrasi itu mereka ada tempat untuk berkreatifitas dan berinovasi, ternyata buktinya mereka hanya dikasih 3 minggu, kemudian 2 minggu untuk teorinya maupun pembelajarannya juga harus browsing di internet serta di bimbing oleh guru pembimbingnya.

"Anak-anak kan selalu berinovasi, berkreatifitas, ketika sudah tidak di bangku belajar mereka bisa mandiri. Inovasi selalu tercipta dan disinilah anak-anak merdeka untuk belajar, intinya diberi kebebasan tapi tetap dengan koridor tutor pendidikan. Jadi silahkan berinovasi, dan berkreatifitas sepanjang masih dalam bentuk pendidikan, tidak ada tekanan apapun agar anak benar-benar meluapkan kreatifitasnya," harapnya.

Namun dia pun berkesan pada makanan yang dibuat oleh anak-anak seperti es pisang ijo, ayam taliwang, sate lilit dan lainnya.

"Yang berkesan itu makanannya ada es pisang ijonya. Mereka semua begitu kreatif, memang sekarang ilmu pengetahuan bisa buka google tapi anak-anak ternyata kita berikan keleluasaan mereka pun kreatif juga. Bahkan selebrasi P5 ini sudah 3 kali dilaksanakan, lalu perayaan selebrasi itu sebenernya tidak wajib," tukasnya.

Pantauan wartawan Suara Realitas dilokasi, kegiatan selebrasi P5 ini dimeriahkan dengan beragam penampilan yang semua berkaitannya dengan budaya-budaya hingga menyajikan 14 stand yang berisikan kuliner nusantara.

Mulai dari stand kuliner, tarian-tarian daerah maupun poco-poco, fashion show, palang pintu, serta berbalas pantun hingga kostum yang menambah keunikan dan kemeriahan acara tersebut.

Akhirnya, gebyar selebrasi P5 SMPN 105 Jakarta telah rampung dilaksanakan dan berjalan dengan lancar.

Diketahui, rangkaian festival ini merupakan implementasi intrakurikuler dari kurikulum Merdeka yang saat ini sedang digalakkan pemerintah pusat.*(Za)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama