Pemerintah Kabupaten Tangerang Berupaya Turunkan Angka Kasus Stunting

Camat Sukadiri (Foto: Dokumen Istimew)


BantenNet, KABUPATEN TANGERANG - Stunting masih menjadi permasalahan mendasar dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM). Meskipun mengalami penurunan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang mencatat prevalensi stunting masih menyentuh 6.000 dari 9.000 kasus.


Biasanya, stunting mulai terjadi saat anak masih berada dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun.


Stunting berkaitan erat dengan tumbuh kembang anak. Tak hanya sekadar kekurangan gizi dan mempengaruhi fisik anak, namun diikuti dengan perkembangan motorik dan kognitif anak.


Dampaknya selain tubuh kerdil, anak cenderung memiliki kesulitan dalam belajar dan mengambil keputusan. Selain itu, anak lebih rentan terhadap penyakit tidak menular saat dewasa nanti, seperti obesitas, jantung, dan hipertensi.


Dalam membangun komitmen upaya penurunan angka stunting dan malnutrisi, 20 Maret 2023 lalu, Pemkab Tangerang telah meluncurkan Bulan Peduli Stunting di Ballroom Hotel Yasmin, Kecamatan Curug.


"Bentuk keseriusan Pemkab Tangerang dalam menurunkan angka stunting selain melakukan sosialisasi kepada masyarakat, belum lama ini tepatnya pada 20 Maret 2023 bulan lalu, telah melaksanakan kegiatan Rembuk Stunting 2024 sekaligus peluncuran Bulan Peduli Stunting, agar semua stakeholder dan masyarakat bersama-sama ikut bergerak," kata Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, dr. Hendra Tarmidzi, rabu (7/06/2023) di ruangannya.


Dia menjelaskan, Bulan Peduli Stunting merupakan dukungan terhadap program Pos Gizi Dahsyat yang mana setiap puskesmas di Kabupaten Tangerang telah menjalankan pos gizi agar pertumbuhan setiap balita tetap terpantau.


"Semua itu bertujuan dalam menurunkan angka stunting dan kasus malnutrisi di wilayah kabupaten Tangerang. Saat ini, setiap puskesmas, sudah menjalankan pos gizi dengan baik," tuturnya.


Lanjut dikatakan Mantan ketua tim gugus Covid -19, sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 16 tahun 2020, tentang percepatan pencegahan stunting terintegrasi di Kabupaten Tangerang, pemerintah juga telah mengeluarkan surat keputusan Bupati Nomor 440/126-Huk/2022 tentang pembentukan tim percepatan penurunan stunting tahun 2022-2024.


Ia juga menuturkan, Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) sudah bekerja sama dengan berbagai OPD dalam melaksanakan penurunan stunting di Kabupaten Tangerang.


“Saat ini kita sudah menyelesaikan rembuk stunting dan ke depannya, dengan perencanaan bersama beberapa OPD semoga stunting ini bisa teratasi ditahun berikutnya", tegasnya.


Selain itu, setiap desa atau kelurahan telah menetapkan Kader Pembangunan Manusia (KPM) dan tim pendamping keluarga yang memiliki peran strategis untuk penurunan angka stunting, dalam memastikan semua keluarga beresiko stunting mendapat pelayanan komunikasi informasi dan edukasi dengan optimal agar kasus stunting dapat ditekan.


dr. Hendra Tarmidzi (Foto: Dokumen Istimewa)

Peranan Serta Masyarakat Kabupaten Tangerang


Melihat pentingnya penekanan stunting di Kabupaten Tangerang, peran serta masyarakat sangat diharapkan dengan menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).


Seperti dalam memastikan asupan gizi yang cukup setiap hari kepada ibu hamil dan bayi, terlebih saat masa kehamilan melalui pengecekan yang berkala di posyandu terdekat.


"Pilihlah menu makanan yang beragam dan upayakan untuk selalu memberi menu makanan yang beragam bagi anak, pemeriksaan rutin selama masa kehamilan, dan pemberian ASI bagi bayi, karena ASI mengandung banyak gizi yang dapat menunjang pertumbuhan anak," sarannya


Dirinya juga menganjurkan untuk banyak mengkonsumsi asam folat yang berperan penting untuk mendukung perkembangan otak dan sumsum tulang belakang bayi, serta jangan lupa selalu menjaga kebersihan, agar terhindar dari infeksi berulang pada anak disebabkan oleh sistem imunitas tubuh yang tidak bekerja secara maksimal.


"Jangan kita lupakan juga faktor sanitasi dan akses air bersih. Jagalah kebersihan diri dan lingkungan agar tidak ada bakteri, jamur, kuman, dan virus yang mengkontaminasi tubuh kita dan si kecil. Saya sarankan selalu memperhatikan kebersihan tubuh maupun tangan. Sebab, apabila tangan kotor, bukan tidak mungkin kuman menjangkiti makanan yang masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan masalah kurang gizi," ujarnya.


Meski Pemerintah Kabupaten tangerang telah berhasil menurunkan angka kasus stunting dari 9.000 kasus dan sekarang menjadi 6.000 kasus, di tahun ini, masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita kerjakan sesuai instruksi Bupati Tangerang agar bisa menekan kasus stunting sekecil mungkin.


"Sekarang sudah mengalami penurunan yang baik di tahun 2023 ini, dan kita terus berupaya agar mencapai angka stunting nol persen di setiap wilayah, dengan cara, sosialisasi, pembinaan, pemberian asupan gizi yang baik kepada anak anak melalui puskesmas dan posyandu yang selama ini kami lakukan, serta dibantu masyarakat",  pungkas dr.Hendra Tarmidzi.


Camat Gaungkan Tekan Penurunan Angka Stunting di Sukadiri


Dalam waktu dekat, di Kecamatan Sukadiri bakal ada kegiatan bina wilayah (binwil) ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk melakukan sosialisasi upaya penurunan stunting.


"Kegiatan bina wilayah yang nanti digelar, juga salah satu bentuk sosialisasi untuk melakukan penekanan stunting di wilayah kecamatan Sukadiri," ucap Camat Sukadiri, Ahmad Hafidz, di sela sela persiapan Binwil, rabu 14 Juni 2023.


Ahmad Hafidz menegaskan, menggenjot angka stunting tidak bisa hanya satu sektor saja, akan tetapi seluruh sektor harus bisa terlibat. 


"Peran serta puskesmas dan posyandu dalam melaksanakan penurunan kasus stunting di kabupaten Tangerang sangat penting. Pasalnya, puskesmas dan posyandu dapat bersentuhan langsung ke masyarakat dan bisa untuk melakukan deteksi dini terhadap ibu-ibu hamil.


"Oleh karena itu, upaya pencegahan dan penanganan stunting ini dapat terus digaungkan dimasyarakat sebagi upaya penekanan angka stunting di kecamatan Sukadiri agar dapat dilaksanakan secara maksimal, karena bukan tanggung jawab pemerintah saja melainkan masalah bersama," jelas Hafidz yang juga selaku wakil ketua forum Camat Se-kabupaten Tangerang. (*SR)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama