Prodi Pendidikan IPS UNJ Gelar Pengabdian Masyarakat

Prodi Pendidikan IPS UNJ Gelar Pengabdian Masyarakat

JAKARTA - Program Studi Pendidikan IPS (S1) Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menggelar berbagai penyuluhan yang dikemas dalam pengabdian masyarakat. Kali ini kegiatan tersebut telah dilaksanakan pada Jumat 23 Juni 2023 lalu, yang bertempat di Aula Kelurahan Jatinegara Kaum, Kecamatan Pulo Gadung, Jakarta Timur.

Kegiatan pengabdian masyarakat ini turut dihadiri oleh Berliana Farida, S.Stp (Sekretaris Kelurahan Jatinegara Kaum), 4 dosen sekaligus narasumber diantaranya Martini, SH.,MH, Nandi Kurniawan, M.Si, Saipiatuddin, M.Si, Hidayaht, M.Pd, dan 4 orang mahasiswa yakni Aisah Indriani, Faisal Achmadani, Nurul Aulia dan Muhammad Fikra Firdaus, hingga puluhan kelompok Ibu PKK.

Adapun berdasarkan data yang diperoleh, lokasi tersebut memiliki Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) dan Kelompok KB. Yang dapat memfasilitasi aktivitas masyarakat dengan berbagai program yang telah dijalankan, sehingga dapat menjadi sasaran kegiatan pada Pengabdian kepada Masyarakat Dosen Prodi Pendidkan IPS UNJ.

“Saya berharap semoga dengan adanya kegiatan ini dapat bermanfaat bagi peserta yang sudah hadir dan tentunya dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari serta berguna untuk memajukan wilayah Jatinegara Kaum,” ujar Berliana, Sekretaris Kelurahan Jatinegara Kaum dalam keterangannya tertulisnya di Jakarta, Rabu (05/07/2023).

Permasalahan KDRT

Dalam penyuluhan tersebut berlangsung sesi tanya jawab yang cukup aktif antara penyaji dengan peserta penyuluhan.

Bahkan para peserta cukup antusias mengajukan pertanyaan terutama seputar permasalahan KDRT, karena memang pihak yang paling rentan dan potensial mengalami KDRT adalah perempuan dan anak-anak. 

“Walaupun sudah terdapat payung hukum, nyatanya tindakan KDRT masih kerap terjadi di Indonesia dengan faktor yang berbeda. KDRT juga memberikan dampak buruk bagi korban, misalnya dampak KDRT bagi anak dapat menyebabkan kesehatan fisik dan mental yang buruk, memiliki tingkat ketakutan dan kecemasan yang lebih tinggi, serta munculnya permasalahan sosial lainnya,” ungkap Martini, S.H., M.H pembicara pertama dalam kegiatan pengabdian masyarakat.

Lanjut, Martini, S.H., M.H juga menjelaskan agar ibu-ibu yang tergabung dalam kelompok PKK Kelurahan Jatinegara Kaum dapat lebih berperan dalam mencegah dan melindungi diri dan anak-anak dari tindakan KDRT, tidak membiarkan terjadinya KDRT di lingkungan sekitar, serta memilki kepedulian terhadap masalah-masalah yang berada di lingkungan sekitar. 

Karena sudah banyak kasus KDRT yang terjadi di Indonesia yang berdampak buruk bagi perempuan dan anak sebagai korban. Serta korban pun harus berani melaporkan diri atas tindakan KDRT yang diterimanya, agar pelaku dapat bertanggungjawab atas tindakan yang telah dilakukannya.

Optimalisasi Food Choice dan Asupan Gizi

Sementara itu, mengenai Optimalisasi Food Choice dan Asupan Gizi sebagai Upaya Preventif Mengatasi Masalah Kesehatan Mental. Kesehatan mental atau kesehatan emosional yang baik misalnya keadaan hati tentram, mampu berpikir jernih, dan mampu menikmati kehidupan sehari-hari. 

Namun kesehatan mental yang terganggu pada manusia misalnya terjadi gangguan suasana hati, susah mengendalikan emosi, dan tingkat kecemasan yang tinggi. Kesehatan mental seseorang diakibatkan oleh berbagai fakor seperti faktor biologis, faktor psikologis, dan faktor sosial. 

Makanan yang dikonsumsi oleh seseorang dapat berpengaruh pada kesehatan mental. Makanan yang sehat tidak dilihat dari bentuk atau kelezatan makanan, melainkan bergantung pada kandungan zat yang diperlukan oleh tubuh. 

“Zat aditif atau penambah cita rasa pada makanan terbagi menjadi dua, yaitu alami dan buatan. Zat alami seperti bumbu dapur yang biasa digunakan oleh ibu-ibu rumah tangga ketika memasak. Namun biasanya ibu-ibu menambahakan zat buatan seperti penyedap rasa, pewarna dan sebagainya yang mengandung zat berbahaya bagi tubuh sehingga menyebabkan menurunnya kesehatan fisik dan juga mental,” ujar Nandi Kurniawan, M.Si.

Pemberdayaan Perempuan dalam Pengelolaan Urban Farming Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan

Soal Pemberdayaan Perempuan dalam Pengelolaan Urban Farming dalam Upaya Peningkatan Ketahanan Pangan Rumah Tangga. Sebagian besar limbah yang dihasilkan, paling banyak berasal dari limbah rumah tangga. 

Berdasarkan sifat uraiannya, limbah terbagi menjadi dua yaitu organik dan anorganik. Pada limbah organik merupakan limbah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi, baik secara aerob dan anaerob. 

Limbah organik dapat berguna untuk masyaraakat apabila diolah kembali menjadi kompos. Kompos berguna untuk kesuburan tanaman, menghemat biaya untuk transportasi dan peninunan limbah, serta daapat mengurangi polusi udara. 

Lama pembuatan kompos biasanya 6 sampai 8 minggu dengan melalui proses yaitu pemilahan sampah, pengecilan ukuran, penyusunan tumpukan, pembalikan, penyiraman, pematangan, penyaringan, pemgemasan dan penyimpanan. Masyarakat di Kelurahan Jatinegara Kaum ternyata sudah menerapkan urban farming dalam pengelolaan lingkungan. 

“Dalam penerapan urban farming, dapat menggunakan berbagai metode yang tentunya tidak berdampak buruk bagi lingkungan di kedepannya nanti. Urban farming merupakan solusi ketahanan pangan,karena dengan model tersebut dapat mengoptimalkan lahan yang dimiliki masyarakat dengan baik,” ujar Saipiatuddin, M.Si.

PHBS di Tatanan Keluarga

Pentingnya Edukasi Peran Pengutan Ibu Rumah Tangga dalam Penerapan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Tatanan Keluarga. Tujuan dibentuknya gerakan PHBS yaitu meningkatkan kualitas kesehatan melalui proses penyadartahuan individu dalam menjalani perilaku hidup bersih dan sehat. 

Dengan menerapkan PHBS dalam rumah tangga mampu meningkatkan kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, serta mempu meningkatkan produktifitas anggota rumah tangga. 

Gerakan PHBS dalam rumah tangga dapat ditemukan seperti cuci tangan dengan sabun, penggunaan air bersih, melakukan aktivitas fisik, menjaga kebersihan 

MCK, menggunakan tempat sampah, mengkonsumsi makanan bergizi, memberantas jentik nyamuk, meminum obat cacing secara berkala, tidak merokok di dalam rumah dan menjaga kesehatan keluarga.

“Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan dapat berkontribusi secara aktif di lingkungan masyarakat. Ciptakanlah lingkungan yang bersih dan nyaman sehingga dapat menjauhkan kita dari sumber penyakit yang berkembang di lingkungan sekitar,” tutur Achmad Nur Hidayaht, M.Pd.

Kendati demikian, menurut Siti salah seorang peserta penyuluhan mengatakan bahwa materi yang disampaikan oleh pemateri dapat diterima dengan baik, penjelasan sangat dijelaskan dengan detail, dan dapat dipahami.

Kemudian kegiatan tersebut berlangsung lancar, dan kondusif serta dilanjutkan dengan sesi foto bersama.*(Nissin)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama