Aktifitas proyek pengurugan yang dikeluhkan sejumlah pengendara sepeda motor. (Foto: Suara Realitas/Amy) |
JAKARTA - Sejumlah pengendara sepeda motor mengeluhkan sepanjang Jalan Alas Tua, tepatnya di Jalan Sirtu No. 150 RT 3 RW 4, Kelurahan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat dipenuhi ceceran tanah merah akibat proyek pengurugan yang terjadi di lokasi tersebut.
Akibatnya, ceceran tanah merah yang berasal dari truk-truk pengangkut tanah itu menyebabkan jalanan menjadi licin saat terkena hujan dan berdebu saat cuacanya panas.
"Semalam hujan gerimis, jadi jalanan udah seperti lumpur. Sementara kalau cuacanya lagi panas, jalanan dipenuhi debu," ujar Iwan (30) warga Warung Gantung yang bekerja di Poris, Senin (28/8).
Menurut Iwan, truk-truk tanah itu juga beroperasi siang-malam. Bukan hanya itu, ia mengaku ada salah satu rekannya yang motornya sempat tergelincir saat melewati jalan tersebut.
"Dari siang sampai malam ngangkut tanahnya," imbuhnya.
Hal yang sama dikatakan Madi (40) warga Warung Gantung ini juga mengeluhkan soal tanah yang berceceran di jalan dari truk-truk pangangkut tanah pengurugan. Hal ini kata dia sangat membahayakan pengguna jalan yang melintas Jalan Alas Tua.
"Licin jalannya kalau kena air, kalau panas jadi debu dan sangat mengganggu," ujarnya.
Madi mengaku akan mengadukan hal ini ke aplikasi Jaki dan juga Lurah Semanan, agar mereka memberikan solusi yang baik untuk warga dan pengguna jalan.
"Saya akan adukan ke Jaki dan Lurah Semanan, biar bisa ditegur dan dibersihin ceceran tanah itu," pungkasnya.
Sementara itu, Kasie Ops Sudin Perhubungan Jakarta Barat mengatakan, jika ada warga atau pengguna jalan yang merasa dirugikan, harus melakukan pengaduan ke Lurah setempat atau lewat aplikasi Jaki.
"Kita akan tindak jika ada rekomtek dari kelurahan berdasarkan aduan resmi dari masyarakat yang dirugikan," ujar Afandi melalui telepon seluler, Senin (28/8).
Pantauan di lokasi, sejumlah truk tanah berlalu-lalang tengah mengangkut tanah urugan pada siang hari. Aktifitas itu tidak ada henti dan tidak melihat waktu. Akibatnya, akses jalan menuju lokasi urugan selalu macet, berdebu dan kotor. Parahnya lagi, truk pengangkut tanah urugan saat meninggalkan lokasi pun tidak di semprot bersih.
Nampak terlihat juga, jalanan licin akibat bekas guyuran hujan gerimis yang terjadi malam sebelumnya. Ironisnya hingga kini belum ada tindakan apapun dari aparat terkait. Warga pun berharap ada tindakan itu, karena aktifitas itu sangat merugikan warga dan pengguna jalan, namun menguntungkan bagi oknum-oknum yang menjadi “jongos” di lokasi itu.*(Amy)
Posting Komentar