Tampil di Busan Festival, Film Pendek Prakerja Dapat Apresiasi Sineas Dunia

 

BUSAN, KOREA SELATAN - ‘The Rootless Bloom’, film pendek karya sutradara Rein Maychaelson dan produser Astrid Saerong mendapat kehormatan tayang perdana (world premiere) di Busan International Film Festival (BIFF) 2023, 8-14 Oktober 2023. ‘The Rootless Bloom’ merupakan film pendek yang diproduksi dalam rangkaian Kompetisi Film Pendek Prakerja 2022 bertema “Kartu Prakerja, Dari Tidak Tahu menjadi Tahu, Dari Tidak Bisa menjadi Bisa”. Kompetisi Film Pendek Prakerja menjaring 10 pemenang dari 635 pengirim ide cerita. Sepuluh pemenang ini mendapat kesempatan mengikuti workshop di Jakarta didampingi tiga mentor termasuk Rein Maychaelson, yang juga memproduksi film pendek memvisualisasikan semangat pembelajaran seumur hidup dari Program Prakerja.

‘The Rootless Bloom’ tampil dalam festival film prestisius BIFF melalui kompetisi di program Wide Angle: Asian Short Film Competition. Film berdurasi 15 menit ini dibintangi dua aktris pendatang baru, Larissa dan Abby Latip. Kisahnya tentang dua saudari Cindy dan Jena yang menghabiskan hari, di tengah perpisahan kedua orangtua mereka. Meski pergi, Cindy dan Jena masih terbebani oleh pilihan untuk menentukan akan ikut ayah atau ibu mereka. Sepanjang hari, mereka mengobrol serius tentang artinya jika memilih orangtua yang satu dengan yang lainnya.

Dalam sesi interaksi dengan para penonton di Lotte Cinema Centum City, Busan, Rein bersyukur akhirnya film pendek yang semula diproduksi untuk kalangan terbatas itu bisa tayang untuk publik, terlebih dalam event internsional sekelas BIFF. “Sebuah kehormatan bagi kami, film yang awalnya diproduksi untuk Kompetisi Film Prakerja bisa lolos seleksi BIFF dan diputar di depan audiens internasional. Ini merupakan pencapaian juga bagi sinema Indonesia,” kata Rein.

Dalam tiga kali pemutaran, film ‘The Rootless Bloom’ selalu ‘sold out’. 

“Para penonton dari berbagai negara sangat antusias untuk menonton film ini,” ungkap Rein. 

Tanggapan positif datang dari berbagai sineas atas film ini. An Tôn Thât, music composer dari Vietnam, mengaku tersentuh menyaksikan ‘The Rootless Bloom’, terutama karena teknik produksinya yang sangat halus dan matang. “Penggarapan sangat halus dari film ini seperti membentuk berbagai lapisan pada drama yang sedang berlangsung. Sementara itu, teknik kamera terus-menerus tertuju pada dua perempuan bersaudara, sehingga kita bisa merasakan dan membayangkan atas apa yang terjadi, alih-alih menunjukkan apapun,” puji An Tôn Thât.

Apresiasi juga datang dari Lutesha Sadhewa, artis Indonesia yang tengah naik daun. “Film ini terasa dekat dengan keseharian. Bisa menangkap cerita tentang pemisahan orang tua dan anak dengan sempurna melalui perspektif persaudaraan secara intim,” kata Lutesha.

Produser senior John Badalu yang hadir di BIFF pun memuji ‘The Rootless Bloom’. Menurut Badalu, film ini secara visual menakjubkan, merangkum emosi manusia dengan cara yang sangat halus. “Keahlian penyutradaraannya menjadi elemen kuat, menjadikannya film yang semakin solid dalam hal penceritaan,” katanya.

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Denni Puspa Purbasari menyatakan rasa bangga atas lolosnya ‘The Rootless Bloom’ menjadi salah satu film yang diputar di BIFF. “Kami tak menyangka perjalanannya sejauh ini. Tahun lalu Rein menjadi  mentor finalis lomba film pendek yang mengangkat nilai-nilai Prakerja, dan film dia sendiri tembus ke salah satu ajang film bergengsi dunia. Semoga pencapaian Rein ini menginspirasi Sobat Prakerja dan sineas muda Indonesia lainnya,” kata Denni.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama