Kemenko PMK Gelar Safer Internet Day 2024 Dorong Upaya Perlindungan Anak di Ranah Daring


Jakarta - Kemajuan teknologi informasi komunikasi dan informatika memberikan dampak signifikan pada kehidupan anak-anak. Meski membuka pintu kemudahan, kenyataannya, anak-anak dihadapkan pada risiko serius di dunia digital.

Indonesia menempati peringkat tertinggi dalam kasus kekerasan seksual anak online sejak 2005. Data SIGA KemenPPPA tahun 2022 mengungkapkan bahwa 26,67% anak usia 5-18 tahun mengakses internet, dengan mayoritas di wilayah perkotaan. 

"Walau literasi digital menjadi penting, anak-anak tetap rentan terhadap adiksi gawai dan berbagai bentuk kekerasan di dunia digital," kata Deputi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan Pemuda Kemenko PMK, Woro Srihastuti Sulistyaningrum dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (24/02/2024).

ECPAT Indonesia mencatat 805 kasus Eksploitasi Seksual Anak (ESA) dari 2021 hingga 2022, termasuk bujuk rayu, perekaman seksualitas, prostitusi anak, dan pemerasan seksual. Transaksi keuangan terkait perdagangan orang dan pornografi anak mencapai 114 miliar rupiah pada 2022.

Dalam menghadapi lonjakan eksploitasi seksual anak secara daring, melibatkan semua pihak menjadi imperatif. Danny Ardianto, Kepala Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik YouTube Indonesia, menyatakan, "Kami terus bekerja dengan orang tua untuk menggunakan teknologi secara bijak. Internet, sebagai platform kuat, dapat menyebarkan informasi baik dan buruk dengan cepat."

Menyambut Safer Internet Day 2024 dengan tema "Together for a Better Internet," berbagai langkah perlu diambil bersama-sama:

- Program Perlindungan Anak Daring: Kementerian Komunikasi dan Informatika dan KemenPPPA harus bersinergi untuk mewujudkan internet aman bagi anak Indonesia.

- Peta Jalan Perlindungan Anak Daring: Pemerintah perlu mendukung kesepakatan bersama untuk mensahkan Peta Jalan Perlindungan Anak di Ranah Daring.

- Regulasi AI: Kemenkominfo harus mengeluarkan kebijakan untuk mengatur penyalahgunaan Artificial Intelligence (AI) demi melindungi anak-anak.

- Komitmen Platform Digital: Platform digital harus berkomitmen pada program pencegahan kejahatan anak daring dengan meningkatkan kapasitas aktor perlindungan anak.

- Partisipasi Masyarakat: Masyarakat perlu aktif dalam kampanye publik edukatif dan kreatif untuk mencegah kejahatan pada anak di dunia digital.

- Partisipasi Anak dan Orang Muda: Melalui forum dan komunitas, anak dan orang muda dapat terlibat langsung dalam kampanye perlindungan anak di dunia digital.

- Pembentukan Edukator Masyarakat: Dukungan perlu diberikan untuk pembentukan peer-educator dan community educator dalam upaya melibatkan sekolah dan masyarakat.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan terwujud komitmen bersama untuk menciptakan internet yang lebih aman bagi anak-anak di era digital ini.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama