Jakut Lahan Basah Penimbun Oli Bekas, Warga Tanya Pak Polisi Dimana?

Jakut Lahan Basah Penimbun Oli Bekas, Warga Tanya Pak Polisi Dimana?
Salah satu gudang penimbun oli bekas. (Foto: dok.suararealitas.com)


JAKARTA - Penimbunan Oli Bekas merupakan salah satu usaha yang menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Hal ini dapat berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan, salah satunya yaitu pencemaran akibat oli bekas.

Berdasarkan kriteria limbah yang dikeluarkan oleh Kementrian Lingkungan Hidup, oli bekas termasuk kategori limbah B3 karena mengandung bahan berbahaya dan beracun yang berupa logam berat seperti belerang, kromium, sulphur, nitrogen chlorine, bromine dan senyawa teroksidasi.

Limbah B3 dinilai berbahaya karena sifat, konsentrasinya, atau jumlahnya yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemari lingkungan hidup, mengganggu kesehatan dan kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya. Semua ketentuan tentang pengolahan limbah B3 telah diatur dalam PP Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah B3.

Sayangnya, masih ada pengusaha (Pengepul) yang belum paham regulasi semacam ini. Limbah oli yang harusnya dikelola oleh pihak pengepul limbah B3 berizin lingkungan, justru oli-oli dibiarkan tanpa pengawasan dan jatuh ke orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Di duga kuat oli tersebut akan di campur untuk memproduksi oli palsu.

Pantauan suararealitas.com (12/7) di Jalan Bambu Kuning RT. 01 RW. 02, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. Diduga kuat lokasi tersebut dijadikan tempat penampungan limbah oli bekas tanpa legalitas lengkap. 

"Kami dilokasi ini baru bang. Terkait koordinasi itu urusan bos Piter,” jelas keterangan salah satu pekerja yang enggan disebutkan namanya, Jumat, (12/7).


Menurut pemerhati lingkungan, Darsuli S.H, Jumat (12/7) kepada suararealitas.com menyampaikan, bahwa dalam hal ini pencemaran limbah (B3) seharusnya dapat di tertibkan. Mengingat dampak bahaya pencemaran limbah (B3) berpotensi merusak ekosistem yang ada.

"Sudah seharusnya pihak Kepolisian mengambil sikap tegas kepada pengusaha yang kerap bandel menjalankan praktik penimbunan oli bekas. Siapa bermain,?" tegasnya.

Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di media massa nasional tanggal 23 Juni 2023 menunjukkan, bahwa pemanfaatan limbah B3 sebenarnya memiliki potensi ekonomi yang besar. Misalnya pemanfaatan bahan baku batangan logam.

Nilai ekonomi ini diperkirakan mencapai Rp12 triliun. Bisa dikatakan bisnis limbah B3 sangat menguntungkan. Namun, kegiatan ilegal mengelola limbah B3 tanpa izin sengaja dilakukan demi mendapatkan keuntungan.

Hingga berita ini diterbitkan, suararealitas.com tengah mencoba melakukan konfirmasi kepada sumber yang terkait.**(Za)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama