Sekjen PP Gekira Nikson jadi narasumber di Podcast Narwastu, Rabu (9/10/2024). (Foto: Tio) |
JAKARTA - Nikson Silalahi, Sekretaris Jenderal
(Sekjen) Pimpinan Pusat Gerakan Kristiani Indonesia Raya (PP Gekira),
organisasi sayap (Orsap) Partai Gerindra menghadiri undangan podcast oleh
Majalah Narwastu pada Rabu (9/10/2024).
Dalam kesempatan itu, Nikson bicara mulai dari keteladanan
yang selalu ditunjukkan Prabowo dan keluarga untuk bangsa Indonesia.
Menurut Nikson, tanpa mengurangi rasa hormatnya kepada
Presiden Jokowi, bahwa keteladanan yang ditunjukkan Prabowo usai dikalahkan di
Pilpres 2019 lalu harus jauh kita apresiasi dibanding keteladanan Jokowi
terkait bersatunya mereka untuk membangun bangsa ini.
“Kalau kita menang, kita pasti lebih mudah merangkul.
Sebaiknya jika kita kalah, apakah kita mudah dirangkul, dan apakah kita
mendukung habis-habisan orang yang telah mengalahkan kita. Inilah keteladanan
yang ditunjukkan Pak Prabowo kepada bangsa ini,” kata Nikson kelahiran
Parongil, Kabupaten Dairi itu.
Oleh karena itu, Nikson sangat bersyukur karena faktanya
hingga hari ini dengan bersatunya kedua pemimpin tersebut, negara kita tetap
utuh dan dalam lima tahun ini kita tetap selamat.
Nikson sangat optimis bahwa keteladanan dan kemampuan yang
ditunjukkan Prabowo akan semakin maksimal setelah dilantik pada 20 Oktober
mendatang menjadi Presiden RI ke-8.
“Saya percaya kemampuannya yang hari ini dialah yang lebih
mampu untuk presiden. Saya percaya dengan kemauannya karena hari ini dialah
yang saya yakini orang yang pas punya kemauan agar negara ini tetap utuh dan
bersatu, serta mengajak semua elemen mengelola negara secara bersama-sama,”
ujarnya.
Bahkan, kata Nikson, jelang pelantikannya, sampai hari ini,
PDIP juga dicoba dirangkul Prabowo supaya ikut dalam pemerintahan.
“Itu berjiwa besar yang luar biasa. Kita tidak punya
kesempatan lagi untuk berkelahi dan ribut, karena tantangan kita semakin besar.
Saya sependapat dengan Prabowo bahwa kita butuh persatuan besar, kita butuh
soliditas yang luar biasa dari semua partai untuk menyelesaikan tantangan ini,”
tegasnya.
Memang lanjutnya, jika PDIP bergabung dengan pemerintahan
terpilih, nantinya kebijakan pemerintah tak ada lagi balancing.
Namun, ia tegaskan lagi bahwa persoalannya bukan di situ.
Persoalannya hari ini tantangan bangsa kita semakin besar, kondisi dunia hari
ini tidak baik-baik karena itu semua harus kompak dan bersatu untuk
menyelesaikan tantangan besar itu.
“Kemampuan dan kemauan Prabowo untuk membawa negara ini utuh
dan maju memberikan optimisme kepada saya bahwa sejak 20 Oktober mendatang dan
setelahnya negara kita akan jauh lebih baik dari hari ini,” jelas Nikson.
Dalam podcast tersebut, Nikson juga bicara tentang hal-hal
tidak biasa yang diperlihatkan keluarga Prabowo untuk membangun bangsa ini.
Seperti yang dilakukan Hashim Djojohadikusumo, adik kandung
Prabowo, yang dikenal sebagai pengusaha yang tak pernah lelah membangun bangsa
ini.
Dijelaskan Nikson, jika seorang pengusaha umumnya banyak
fokus berbisnis untuk mendapatkan uang apakah itu untuk pribadi atau
kelompoknya, berbeda dengan pengusaha Hashim.
Yang menarik dari keluarga Prabowo, kata Nikson, bagaimana
mereka tidak sekadar berbisnis untuk mendapatkan uang, tapi bagaimana soal
memperhatikan hal-hal yang hari ini orang lain tidak perhatikan.
Contohnya, Hashim sebagai orang Kristen, rasanya bukan
puluhan miliar lagi tapi ratusan miliar telah ia gelontorkan uangnya untuk
membantu gereja-gereja dan umat yang termarjinalkan, termasuk membantu tempat
ibadah dan umat-umat di luar agamanya.
Kemudian, hal-hal yang tak biasa lainnya yaitu keluarga
Prabowo tidak lagi bicara soal manusia.
“Saya pernah mendampingi Bapak Hashim ke sebuah tempat
perawatan orang utan. Bapak Hashim menyediakan tempat yang bagus, dokter, serta
peralatan yang cukup modern untuk merawat dan memperhatikan orang-orang utan
itu. Dan masih banyak lagi. Ini kan bukan hal-hal biasa, bagi seorang pengusaha
umumnya” tambahnya.
Nikson mengungkapkan sejak 2015 lalu telah mendukung anak
sulung dari Begawan Ekonomi Indonesia, Soemitro Djojohadikusumo itu.
Sebagai loyalis Prabowo, terlibat dalam politik dan
menjatuhkan pilihan untuk berlabuh di Partai Gerindra, Nikson ternyata punya
alasan kuat.
Pertama, cara berpikir Prabowo melihat secara utuh bangsa
ini sangat luar biasa.
Ketika orang lain sibuk ribut untuk merebut sesuatu di
negara ini, Prabowo sudah berpikir dan melakukan banyak hal untuk memberikan
pemahaman bahwa negara kita ini sangat mahal/kaya, sangat terberkati dengan
sumber daya alam dan manusianya sehingga sangat diincar pihak asing.
Oleh karenanya banyak pihak asing yang tidak menginginkan
Indonesia bersatu agar Indonesia tidak tumbuh menjadi negara maju dan super
power.
“Semangat nasionalismenya yang kuat untuk meyakinkan pihak
luar bahwa Indonesia tidak kalah bahkan bisa sejajar dengan bangsa-bangsa lain.
Itu pemikiran luar biasa yang dimiliki seorang Prabowo,” ujar Nikson yang juga
seorang pengusaha itu.
Kedua, ada paradoks di negara kita. Artinya, negara yang
sangat kaya tapi kehidupan masyarakatnya sangat memprihatinkan. Oleh karena
itu, Prabowo selalu menggaungkan dan mengajak seluruh elemen harus melakukan
sesuatu supaya kekayaan negara kita itu tidak mengalir keluar tapi bisa
digunakan untuk membantu masyarakat di dalam negeri.
Ketiga, Nikson melihat Prabowo selalu menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau partai. [Tio]
Posting Komentar