Prakerja: Dari Angka Jadi Nyata, Jutaan Kisah Inspiratif #JadiBisa


Jakarta, (3/10) - Sejak diluncurkan pada tahun 2020, Program Prakerja telah menjadi katalisator dalam memperkuat kompetensi tenaga kerja Indonesia melalui skilling, reskilling, dan upskilling di 514 Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Program ini memberikan akses pelatihan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja dan sampai saat ini telah menjangkau lebih dari 18,9 juta penerima di seluruh provinsi.

Merayakan perjalanannya, Prakerja menggelar acara bertemakan "Merayakan Prakerja, Merayakan #JadiBisa" pada 3 Oktober 2024. Acara ini dihadiri tak kurang dari 151 orang alumni skema normal dan semi bansos dari seluruh provinsi di Indonesia. "Merayakan Prakerja, Merayakan #JadiBisa" merupakan ungkapan kebanggaan Prakerja yang merayakan perjalanan dan transformasi alumni Prakerja, berkat pelatihan dan pengembangan keterampilan dari Prakerja. Tidak hanya menjadi momentum bagi para alumni untuk berbagi kisah inspiratif, kegiatan ini juga menjadi sebuah wadah dialog langsung dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI sekaligus Ketua Komite Cipta Kerja, Airlangga Hartarto.

Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI sekaligus Ketua Komite Cipta Kerja dalam sambutannya mengapresiasi Prakerja sebagai program yang strategis dan mampu menyediakan pelatihan sesuai kebutuhan. “Kita memang akan mempunyai bonus demografi dengan hampir 90 juta orang di kelas menengah. Tentu salah satu tantangan ke depan adalah the future of work, berubahnya demand, dan pasar kerja. Sehingga anak muda harus punya fleksibilitas untuk menata karir baru, job switching, dan pekerjaan yang akan ada di depan. Hal ini membutuhkan informasi yang ada dari Prakerja, on-demand job dan on-demand requirement sangat diperlukan, dan Prakerja adalah satu-satunya program yang bisa tailor-made sesuai dengan kebutuhan peserta,” jelas Airlangga.

Secara inklusif, dalam kurun waktu 4 tahun, Prakerja telah menyediakan lebih dari 6000 pelatihan mulai dari digital skills, green skills, bahasa asing, hospitality, teknik dan berbagai bidang lainnya sehingga peserta dapat memperoleh keterampilan sesuai kebutuhan dan perkembangan zaman.

Pada kesempatan yang sama, Denni Puspa Purbasari, Direktur Eksekutif PMO Prakerja menegaskan kembali inklusivitas Prakerja, “Dari peserta Prakerja, mayoritas berusia 18-35 tahun atau Gen-Z dan Milenial, dengan kelas ekonomi mencakup desil 1 aspiring middle class hingga middle class, dengan mayoritas berasal dari daerah pedesaan.” kata Denni. Data ini mencerminkan peran penting Prakerja dalam membantu generasi muda mempersiapkan diri menghadapi tantangan dunia kerja, sekaligus mendorong mereka menuju peningkatan keterampilan yang membuat mereka naik kelas ke tingkat ekonomi yang lebih baik.

Secara nyata, dampak Prakerja dirasakan oleh salah satu alumni bernama Helmi Suardi dari Kab. Aceh Jaya, Aceh, yang sebelumnya merupakan fresh graduate dan belum memiliki pekerjaan. Menyapu bersih saldo pelatihan Prakerja yang dimilikinya, Helmi mengambil empat pelatihan kemudian membuka usaha sendiri dari keahlian yang ia peroleh dari Prakerja. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Presisi Indonesia, penerima Program Prakerja juga meningkat pendapatannya sekitar Rp 255.000 - Rp 315.000 atau meningkat 17% - 21% per bulan setelah memiliki keterampilan dan sertifikat dari Prakerja.

Data internal Prakerja menunjukan bahwa hingga September 2024, 52% peserta Prakerja adalah perempuan, dan 3% dari keseluruhan penerima merupakan penyandang disabilitas. Hal ini menguatkan hasil evaluasi dan survei yang dilakukan oleh berbagai lembaga independen termasuk CIPG-ADB (2023) yang menunjukkan bahwa Prakerja berkontribusi pada 8 dari 17 tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), termasuk kesetaraan gender, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi. Data ini menunjukkan bahwa Prakerja adalah program yang inklusif dan berorientasi pada keberlanjutan.

Salah satu alumni bernama Tia Noviani T, dari Kab. Yakuhimo, Papua Pegunungan juga merasakan dampak nyata dari pelatihan di Prakerja. Mengikuti pelatihan Ms. Office, skill Tia meningkat sehingga ia dapat mempertahankan posisinya di Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo, bahkan kini bertanggung jawab mendampingi untuk perencanaan-perencanaan puskesmas.

Dampak nyata serta tata kelola yang baik dari Prakerja juga diakui dan diapresiasi tidak hanya di Indonesia tetapi juga di kancah internasional. Prakerja telah direplikasi Kamboja untuk 1,5 juta pekerja Kamboja dan beberapa negara lain seperti Thailand, Maroko, dan Sarawak telah mempelajari konsep Prakerja untuk kemudian dapat diadopsi. Prakerja juga menerima Penghargaan Kehormatan dalam Wenhui Award 2022 yang diinisiasi oleh UNESCO, mengalahkan 94 inovasi dari 25 negara. Dalam bidang teknologi dan keamanan siber, Prakerja juga dianugerahi penghargaan “GovCyber Innovator of The Year” pada ajang IndoSec Awards 2024. Pencapaian-pencapaian ini mengukuhkan Prakerja sebagai salah satu inisiatif SDM yang inovatif dan berdampak di Indonesia dan di mata dunia.

“Kami merefleksikan perjalanan lima tahun ini sebagai wujud menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, wujud dari keinginan dan komitmen kita bersama untuk meningkatkan kesejahteraan umum secara bermartabat dan prakerja ini juga wujud dari hasil kolaborasi semua pihak, inisiatif pemerintah, dan disambut positif oleh masyarakat,” tutup Denni.

Selain dihadiri perwakilan alumni dari ujung-ujung Indonesia termasuk Sabang sampai Merauke, Talaud dan Kabupaten Rote, turut hadir perwakilan Komite Cipta Kerja dan tamu undangan antara lain Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Jaksa Agung Muda Tata Usaha Negara Narendra Jatna, Staf Ahli Kementerian Pertahanan Bidang Ekonomi Mayor Jenderal TNI Steverly Christmas Parengkuan, serta perwakilan Kementerian/Lembaga.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama